TIMES MEDAN, JAKARTA – Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan silent killer yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Penderita hipertensi perlu menjalani pola hidup sehat dan minum obat secara rutin untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
Namun, banyak yang khawatir apakah konsumsi obat hipertensi setiap hari merusak ginjal.
Faktanya, hipertensi yang tidak terkontrol justru mempercepat kerusakan ginjal. Menurut Ketua Indonesian Society for Hypertension (INASH), dr. Tunggul Situmorang, obat hipertensi, diabetes, dan kolesterol berfungsi melindungi ginjal. Oleh karena itu, konsumsi obat secara rutin sesuai resep dokter sangat penting.
Ginjal dan Risiko Kerusakan
Ginjal menyaring racun, mengatur cairan, dan menjaga keseimbangan tubuh. Jika fungsinya terganggu, dapat menyebabkan anemia, gangguan elektrolit, hingga gagal ginjal. Faktor risiko utama kerusakan ginjal meliputi:
- Hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan penyakit hati
- Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal
- Kelainan bentuk ginjal
- Infeksi saluran kemih berulang
- Obesitas dan pola makan tinggi garam/gula
- Kurang konsumsi air putih
- Penyakit autoimun
Kerusakan ginjal yang tidak ditangani akan semakin parah hingga gagal ginjal.
Cara Menjaga Kesehatan Ginjal
Kerusakan ginjal tidak bisa dipulihkan, tetapi bisa diperlambat. Berikut cara menjaga kesehatan ginjal:
- Cukup Minum Air – Minimal 2 liter sehari untuk membantu ginjal menyaring racun.
- Makan Bergizi – Kurangi garam, gula, dan makanan olahan. Perbanyak sayur, buah, dan makanan kaya Omega-3 serta vitamin B, C, dan D.
- Jaga Tekanan Darah – Batasi garam, kelola stres, cukup istirahat, dan hindari faktor pemicu hipertensi.
- Jaga Berat Badan – Obesitas membebani kerja ginjal.
- Rutin Berolahraga – Meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga tekanan darah stabil.
- Minum Obat Sesuai Aturan – Hindari konsumsi obat atau suplemen berlebihan tanpa anjuran dokter.
- Berhenti Merokok & Hindari Alkohol – Rokok dan alkohol merusak pembuluh darah serta memperberat kerja ginjal.
Menjaga Tekanan Darah dengan Obat
Hipertensi tidak bisa sembuh total, tetapi bisa dikendalikan dengan pola hidup sehat dan obat-obatan seperti:
- Diuretik – Mengurangi cairan dalam pembuluh darah (misal: hydrochlorothiazide, indapamide).
- Antagonis Kalsium – Memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah (misal: amlodipine, nifedipine).
- ACE Inhibitor & ARB – Menghambat hormon yang menyempitkan pembuluh darah, melindungi jantung dan ginjal (misal: losartan, candesartan).
- Penghambat Renin – Mencegah lonjakan tekanan darah akibat enzim renin (misal: aliskiren).
Efek Samping Obat Hipertensi
Jika dikonsumsi sesuai resep dokter, obat hipertensi umumnya aman. Namun, beberapa orang dapat mengalami efek samping ringan seperti sakit kepala, mual, kelelahan, atau pembengkakan pergelangan kaki. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Minum Obat Hipertensi Setiap Hari, Berbahaya atau Tidak?
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |