TIMES MEDAN, JAKARTA – Film Jumbo makin mendunia, setelah mendapat hak tayang di 40 negara. Sebelumnya hanya ada 17 negara yang memberikan hak tayang di bioskop. Tapi ternyata sampai Oktober 2025 ini sudah 40 negara yang siap menayangkan Jumbo. 

Negara-negara itu termasuk di Amerika Latin, Asia Timur, Asia Tengah, Afrika dan Rusia. 

Pada wawancara dengan Power Lunch 'Membangun Percakapan Global Lewat Entertainmnet' Angga Sasongko, CEO Visinema sekaligus produser Jumbo mengungkapkan ini sebuah kenemangan dari kisah Jumbo yang mengusung nilai-nilai keluarga yang lebih emosional dan universal. 

Dengan kesuksesan film animasi ini, Angga sudah memetakan pengembangan film Jumbo alias sekuelnya. 

Tapi Angga sadar, kreator butuh waktu untuk menciptakan sesuatu yang relevan lintas generasi dalam kisah Jumbo. 

Ryan Andriandhy selaku sutradara Jumbo setuju dengan yang disebutkan Angga. Ide tentang kelanjutan Jumbo harus dikonsep dengan matang.

"Mas Angga sudah chat 'Ryan gue mau sekuel' trus aku 'Oke mas, kasih waktu," tegasnya. 

Ryan memang sudah ada bayangan mau di bawa ke mana kisah Jumbo. Tapi prosesnya tetap butuh waktu. Ia tak ingin karena kesuksesan Jumbo membuat sekuelnya dibuat asal-asalan. 

Jumbo, dinobatkan menjadi film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. Film ini juga telah meraih banyak penghargaan di ajang bergengsi internasional. 

Jumbo menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Don. Ia ingin membuat pertunjukan mendongeng dari buku peninggalan kedua orang tuanya. 

Tapi dalam prosesnya, banyak yang meremehkan dan mengejek keinginan Don. Beruntung DOn punya nenek dan sahabat yang selalu mendukungnya. 

Oma, Nurman, dan Mae selalu menemami hari-hari Don. Hingga ia bertemu dengan Meri, anak perempuan dari dunia lain yang berusaha mencari kedua orang tuanya. 

Pokoknya, film Jumbo sukses mengaduk perasaan penonton. (*)